Anak-anak yang memiliki gangguan autisme mungkin tampak menyendiri, seolah-olah mereka hidup dalam gelembung kecil, di dunia kecil milik mereka sendiri. Mereka mungkin kesulitan membaca emosi orang lain dan mengekspresikan emosi mereka sendiri, yang membuat mereka sulit membentuk hubungan dan persahabatan. Selain itu, mereka cenderung menghindari kontak mata dan tidak menggunakan isyarat sosial seperti melambaikan tangan atau mengangguk, sehingga membuat interaksi sosial menjadi lebih menantang bagi mereka dan orang lain di sekitar mereka. Ketertarikan mereka sering kali lebih tertuju pada objek daripada manusia, memperkuat kesan bahwa mereka hidup dalam dunia mereka sendiri. Berikut adalah keterampilan sosial atau perbedaan yang dimiliki oleh anak-anak dengan autisme.
Kesulitan dalam membaca kondisi emosi orang lain
Anak autis seringkali kesulitan dalam membaca emosi orang lain, serta mengekspresikan emosi mereka sendiri. Akibatnya, mereka sulit untuk membentuk keterikatan, hubungan, dan pertemanan dengan orang lain. Bahkan, terkadang anak autis tidak memahami arti tatapan dari orang-orang yang memandangnya. Seringkali saya temui beberapa orang dewasa tampak memandang anak autis dengan tajam akibat tingkah laku atau suara mereka. Alih-alih menghindar, anak autis ini malah senang dan merasa diperhatikan, sehingga mereka semakin bertingkah. Mereka tidak memahami bahwa itu adalah perasaan kesal dan terganggu. Jadi, jangan merasa khawatir dengan jenis reaksi ini karena ini adalah salah satu kelemahan atau defisit utama yang mungkin dimiliki anak dengan autisme, yaitu kesulitan dalam memahami emosi orang lain serta emosi mereka sendiri.
Tidak menunjukkan isyarat/gerakan sosial
Dalam interaksi sosial mereka, mereka mungkin tidak menunjukkan isyarat sosial, seperti melambaikan tangan atau mengangguk. Padahal, bahasa tubuh ini penting saat kita berinteraksi dengan orang lain. Ketika orang lain mengajak untuk melambaikan tangan mereka mungkin tidak dapat mengikuti. Akibatnya, sulit untuk memahami timbal balik dalam berinteraksi dengan anak autis.
Sering menghindari kontak mata
Perilaku umum lainnya adalah ketika mereka berkomunikasi dengan orang lain, mereka sering menghindari kontak mata. Terkadang, mereka akan menghindari kontak mata atau melihat ke sudut mata mereka. Hal ini bisa membuat pihak lain yang berkomunikasi merasa sedikit kebingungan karena mereka tidak yakin apakah anak dengan autisme benar-benar mendengarkan mereka.
Lebih tertarik pada objek daripada manusia
Karakteristik lain yang mungkin ditunjukkan oleh anak adalah mereka tampak lebih tertarik pada objek daripada manusia. Sebagian besar waktu, anak-anak mungkin tidak peduli apakah mereka sendirian atau bersama orang lain. Mereka mungkin sangat terpaku pada objek tertentu yang menarik minat mereka selama acara atau situasi sosial.
Karakteristik-karakteristik ini dapat disebut sebagai mind blindness. Mind blindness adalah ketidakmampuan individu untuk mengembangkan kesadaran mental tentang keadaan mental mereka sendiri maupun keadaan mental orang lain. Oleh karena itu, individu tersebut tidak dapat menempatkan diri mereka dalam posisi orang lain untuk membayangkan pikiran dan perasaan mereka, yang merupakan sesuatu yang penting saat kita bersosialisasi satu sama lain.


