Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme biasanya sulit untuk fokus pada hal yang tidak menarik bagi mereka. Namun, mereka bisa memfokuskan perhatian pada hal yang mereka sukai.
Anak-anak autis yang sulit untuk fokus, mereka juga akan sulit untuk memperhatikan. Padahal, memperhatikan adalah kunci utama belajar.
Ketika memperhatikan, kita memfokuskan diri pada satu hal dan dapat mengabaikan hal-hal lain di pikiran kita. Memperhatikan menggunakan jaringan tertentu di otak. Keterampilan ‘memperhatikan’ ini akan berkembang seiring waktu. Keterampilan inilah yang dapat membuat kita menyortir informasi yang benar dan menyatukan informasi. Itulah mengapa memperhatikan dapat disebut sebagai kunci utama belajar.
Kesulitan Fokus pada anak autis menyebabkan anak merasa sulit untuk menyaring gangguan yang ada. Akibatnya, mereka sulit untuk memperhatikan. Mereka mudah terganggu oleh kebisingan, cahaya terang atau gelap, rasa lapar, suara hujan atau pikiran dalam kepala mereka. Tak jarang pula anak autis mudah bosan dan kehilangan ketertarikan.
Namun, anak autis bisa sangat fokus pada hal yang sangat mereka sukai. Tak jarang kita dengarkan cerita mereka bisa menyelesaikan lego yang sulit, atau menyelesaikan rubik dalam hitungan detik.
Kontak mata adalah hal yang pertama kali dites Ketika observasi awal. Sebab, Kontak mata sering dianggap sebagai tanda penting dari memperhatikan. Membangun fokus pada anak autis adalah melatih anak untuk dapat memperhatikan. Melatih kontak mata mengajari anak cara memperhatikan agar bisa fokus terhadap sesuatu yang lain, dan bukan hanya mainan atau aktivitas favorit mereka saja.
Cara sederhana melatih kontak mata adalah dengan memanggil Namanya dan langsung menatap wajahnya. Namun, mengetes kontak mata pada anak autis membutuhkan pendekatan yang lebih kompleks daripada sekadar memanggil namanya dan menatap wajahnya.
Nah, ini beberapa cara untuk melatih kontak mata anak berkebutuhan khusus.
1. Pilih kegiatan yang menyenangkan
Kegiatan yang menyenangkan dan interaktif dapat membantu melatih kontak mata. Pilihlah kegiatan yang anak sukai, misalkan menggambar, berkebun, dan lain sebagainya. Permainan Sederhana seperti Peek-a-Boo (Cilukba): Permainan tradisional ini dapat membantu anak belajar untuk melakukan kontak mata dalam suasana yang menyenangkan.
2. Berbicara dan interaksi dengan Anak
Berbicara dan berinteraksi dengan anak selama bermain dapat membantu menarik dan mempertahankan perhatiannya. Tiru tindakan dan perilaku anak. Hal ini dapat menarik perhatian anak. Mungkin dia tertarik dan lihat apakah kita akan meniru mereka lagi. Jika anak membuat suara atau mengucapkan kata, coba ulangi kembali. Ini dapat mengembangkan interaksi yang berkelanjutan dan meningkatkan perhatian anak.
3. Tarik Perhatiannya
Melatih kontak mata pada anak autis dengan menarik perhatiannya membutuhkan pendekatan yang penuh kesabaran dan kreativitas.
Gunakan objek yang disukai anak. Pegang objek tersebut di dekat wajah, sehingga anak harus melihat ke arah Anda untuk melihat mainan tersebut. Cara lainnya adalah gunakan mainan yang mengeluarkan suara atau memiliki lampu untuk menarik perhatian anak ke arah Anda
4. Modelling
Memperagakan tugas-tugas sehari-hari seperti menyikat gigi, mengancingkan baju, atau mengikat sepatu. Berikan instruksi langkah demi langkah sambil menunjukkan contoh konkret, dan meminta anak untuk menirunya. Dapat juga peragakan latihan-latihan motorik halus seperti menggunting, menulis, atau merangkai puzzle. Puji anak ketika menyelesaikan kegiatan.
5. Berikan contoh saat berinteraksi Bersama
Melatih kontak mata pada anak autis dengan memberikan contoh saat interaksi bersama adalah pendekatan yang sangat efektif. Hal ini dapat dilakukan dengan Imitasi Ekspresi Wajah, Imitasi Gerakan Tubuh, Imitasi Suara dan Kata-kata, Imitasi dalam Permainan.
6. Memberikan instruksi
Berikan instruksi bertahap, batasi jumlah kata yang digunakan. Misalnya, mengatakan “samakan” lebih baik daripada “coba samakan gambar yang sesuai“, ulangi kata kunci untuk membantu anak fokus.
Misalkan Bola. Gulingkan bola. Tangkap bola. Tendang bola. Tirukan. Berbicara dan berinteraksi dengan anak Anda selama bermain dapat membantu Anda menarik dan mempertahankan perhatian anak Anda.

